Telah ku membungkammu lama dalam hidupku yang entah kemana terbawa riuh redam kefanaan bersama arus keegoan hidup nurani Biasanya ku jadikan kau tempat berbagi rasa dalam kontradiksi diri Hingga lebur jadi satu ketidakutuhan memudar dalam lenguh pengap dingin malam Jemarimu menari lembut dalam kata berwibawa pada ritme tiap huruf dieja mencipta rasa berpadupadankan makna menyatukan selaksa embun di ujung malam Apa kabar wahai puisiku telah lama ku tak merangkaimu dalam jalinan kata nan bermakna sebagai pengobat segala rasa dan angan Muazzqi, 21 Desember 2014