Pengelana Djiwa

Memang, aku dan kamu terbelenggu  oleh jarak dan ruang yang cukup jauh namun aku yakin hati kita tak demikian ...  tetap begitu dekat dan bahkan menyatu Maaf jika malam ini aku tak datang seperti lelaki lain terhadap kekasih nya dan kamu bebas merajuk serta mengeluhkanku namun aku tak pernah menyesalkan keadaan ini sebab, setiap minggu malam bukan kamu yang harus di sini melainkan aku yang akan demikian  meskipun jutaan detik jarak ku tempuh aku lah yang akan selalu datang kepadamu bukan kamu yang harus kupaksa datang padaku Muazzqi, 20 Januari 2015 pukul 13:00

Pernahkah jatuh hati padanya yang ternyata telah dimiliki Lantas kau coba tahu diri  kemudian berpalingmu darinya Pernahkah  jatuh hati padanya yang kau tahu masih sendiri  Namun sepihak kau rasakan hingga tak bisa kau paksakan Pernahkah  jatuh hati padanya yang datang tiba-tiba & sesaat Hanya memberi kesemuan harapan menggantungkan rasa tanpa kepastian Pernahkah  jatuh hati padanya yang kau perjuangkan & kau pertahankan Dalam kesetiaan mu sendiri tapi pengkhianatan yang kau dapati Pernahkah  jatuh hati padanya yang terbentang jauh jarak & ruang Hingga lelahnya dia bertahan berpalinglah ia pada yang dekat  Pernahkah  jatuh hati padanya yang teramat menyayangimu Namun besar curiga & cemburunya hingga mengakhiri tanpa mau mengerti Pernahkah  jatuh hati padanya yang seolah pangeran bidadari Tapi kesombongan & arogansinya memandang bahwa rasa bisa dibeli Pernahkah  jatuh hati padanya yang begitu anggun mempesona Hingga Sang Khalik me

Dia takkan kemana-mana begitu juga perasaannya terhadapmu masih tersimpan rapi di dalam sini meski sempat terusik berkali-kali Namun dia tetap menghalaunya agar teguh terhadapmu yang di sana meskipun tak pernah dia tahu isi hatimu saat ini tertambat entah kepada siapa maumu Hanya berharap kau tak lupa bahwa di sini masih ada dia untukmu menunggu meski berkali-kali kau enyahkan jika kelak yang kau cari tak pernah kau dapati Dia takkan kemana-mana masih mengharapkan perjumpaan masih memimpikan kebersamaan kita meskipun aku juga tak tahu setelahnya Muazzqi, 20 Januari 2015 pukul 13:15

Inginnya, aku selalu ada untukmu namun terkadang kau acuh atas hadirku mencoba mencari cara tuk dapat perhatianmu namun mungkin tak seperti harapanmu  Inginnya, jadi yang teristimewa untukmu namun rasanya aku terlalu basi tuk kau sadari dibanding mereka yang mungkin kau kira segalanya namun nyatanya kau sendiri tak paham egomu Inginnya, kamu merindukan hadirku juga namun seolah aku sendirian saja memendamnya sedangkan hatimu entah kau rindukan bawa kemana  namun biarlah saja demikianmu yang semaumu Muazzqi, 20 Januari 2015 pukul 13:14

Hatimu, masih terisi penuhkah olehku? atau mulai mengering bahkan berkarat tanpaku? Hingga mereka kira kau sedang sendiri lalu mencoba mencerai beraikan sosokku darimu Sungguh aku merindukanmu  dalam pengap jenuh kesibukanku diam-diam bayangmu selalu ku pertanyakan Ah sebesar dan sekuat apa kesabaran kita Menyimpan bulat-bulat kerinduan ini berpura menikmati kesibukan diri semoga kita mampu bertahan bersama hingga waktu mempertemukan berdua Muazzqi, 20 Januari 2015 pukul 13:08